Sabtu, 20 November 2010

Susah'nya mengurus JAMKESMAS

Kita sering suka terlalu lemah terhadap pelayanan yang kurang memuaskan dari pihak pegawai pemerintah. bukan saya mau menjelekan suatu "INTANSI" tapi saya hanya ingin berbagi cerita kepada masyarakat Indonesia.. pernah saya menghadapi situasi yang sangat krisis pertolongan dari pihak-pihak yang berwenang tetapi kenyataan berbeda dengan motto mereka yang melambangkan "MELAYANI MASYARAKAT ADALAH PRIORITAS KAMI" semua itu menurut saya BullSHiT..!!! bagaimana bisa saya sangat tidak Kesal, Keadaan anak saya dirawat dirumah sakit dan membutuhkan biaya yang menurut saya cukup besar dan diberikan waktu 2 X 24 jam untuk menyerahkan JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)/ SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), dari Rumah Sakit. saya mengurus mulai dari RT>RW>Puskesmas>Kelurahan>Puskesmas Kecamatan>DinKes. tetapi sampai di puskesmas dan Kelurahan saya di Ping-Pong atau diBolak Balik di kedua Instansi tersebut. karena saya tidak memahami prosedurnya saya ikuti dengan harapan yang besar tetapi tetap saja SIA-SIA.. Bagaimana kita sebagai masyarakat biasa dapat merasakan pelayanan yang baik..?? saya rasa tidak akan pernah selama kita masih SUSAH..!! MONEY TALK..?!!KENAPAAA!!!!!!!!

Jumat, 12 November 2010

Merubah Perspektif Anak & Media

MENGUBAH PERSPEKTIF

TENTANG ANAK-ANAK DAN MEDIA.

“Tugas Psikologi Komunikasi”

Kelompok :

Taufik Akbar 43080323

N.Bahri.A 43080333

Dery Ammar 43080324

1.

PENGANTAR.

Sejak media mulai memainkan peran dalam kehidupan anak-anak, mereka telah menjadi
subyek perdebatan panas mengenai dampak positif dan negatif.
bab ini memberikan gambaran sejarah dari perspektif yang berlaku pada anak-anak
dan media dalam dua abad terakhir.

Selama beberapa dekade terakhir, media yang ditujukan khusus untuk anak-anak telah berkembang
pada tingkat yang mengejutkan. Tidak hanya memiliki jumlah saluran televisi tetapi
game komputer untuk anak-anak dikalikan juga dan Internet telah menjadi
bagian penting dari kegiatan anak-anak.

Di Amerika anak berumur antara 2 dan 18 tahun menghabiskan rata-rata 5,5 jam sehari dengan beberapa bentuk media (Roberts, Foehr, Rideout, & Brodie, 1999).



2.

PENDAHULUAN.

Bab 1.

menguraikan perubahan ide-ide tentang masa dari abad ke-18
hingga saat ini. tidak hanya memiliki ide-ide tentang media bertujuan
pada perubahan anak-anak, tetapi juga dilihat pada masa kanak-kanak itu sendiri yang telah menjalani besar perubahan sudut pandang bahkan sampai hari ini.

Bab 2.

pengembangan penelitian empiris menjadi anak dan media. Ini
penelitian, yang awalnya dimulai dari kepedulian untuk efek berbahaya yang mungkin
ditimbulkan media, perkembangan pesat terutama sejak tahun 1970-an. Hal ini di
karenakan munculnya psikologi kognitif, pengembangan paradigma bagian
aktif anak.

BAB 1.

Di abad ke-18 anak-anak dan orang dewasa yang bisa membaca sama-sama meneliti sebagian besar media seperti : Alkitab, chapbooks dan, kadang-kadang, surat kabar. Buku-buku menuliskan kemiskinan, penyakit, dan kematian, serta perzinahan, mabuk-mabukan,
dan seksualitas. Koran-koran berisi berita politik dan militer, serta
berita sensasional seperti bencana alam menakutkan, penyakit menular, penyihir
percobaan, dan kelahiran yang abnormal. Tidak ada upaya dilakukan untuk melindungi anak-anak dari realitas yang keras. Anak-anak dihadapkan dengan apa yang terjadi di masyarakat,
bukan dididik tentang hal itu (Aries, 1962; Cunningham, 1995).


Keadaan ini perlahan mulai berubah sekitar 1770. Sekolah mulai
ganti koran dengan buku anak-anak. Surat kabar sudah bisa menjadi bagian edukasi
sebagai bahan/ materi sekolah menengah bawah. Umum lainnya membaca
bahan, seperti cerita Alkitab dan peri, yang disesuaikan dengan pengalaman dan
tingkat emosional anak. Bagian-bagian yang tidak benar, seperti kisah Alkitab Daniel
dan Susana, disensor agar tidak mengancam kepolosan anak-anak
jiwa. Dongeng seperti Little Red Riding Hood dan The Frog Prince,
yang awalnya mengandung ketelanjangan dan seksualitas, dianggap buruk bagi
perkembangan moral anak-anak dan karena itu direvisi (Aries, 1962;
Ghesquiere, 1988).


Langkah-langkah untuk menyensor media cetak untuk anak-anak tidak dapat dilihat
terpisah dari ide-ide Pencerahan umum abad ke-18. Pencerahan
filsuf berdasarkan ide-ide pada keyakinan mereka bahwa manusia adalah sifat baik
dan murni, dan bahwa perbedaan individu dapat dihubungkan dengan lingkungan
keadaan. Lingkungan bisa menjadi pengaruh, positif merangsang
anak-anak, tetapi juga dapat memiliki efek negatif dan merusak. Filsuf Perancis
Rousseau adalah salah satu pertama yang menyatakan gagasan bahwa anak-anak
harus diangkat dalam kebebasan dalam lingkungan yang dilindungi terpisah dari distorsi
pengaruh dunia orang dewasa. Dalam bukunya Émile ou l'Pendidikan (1762)
Rousseau memohon untuk masa kanak-kanak yang didasarkan bukan pada konfrontasi dan kesesuaian, tapi lebih pada pendidikan. Selama pendidikan ini, anak-anak harus
diberi kesempatan untuk menemukan sendiri, tanpa
kekhawatiran dan ketakutan dari dunia dewasa.
perkembangan menjadi dewasa, perlahan-lahan mulai terbentuk.